Senin, 17 Agustus 2009

pengukuran tanda tanda vital

1. Tekanan darah

2. Suhu

3. Pernapasan

4. Denyut nadi

1. Pemeriksaan Tekanan Darah

Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovas kular bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat di ukur dengan dua metode yaitu: metode langsung : Metode yang yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan kedalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus. Metode tak langsung : metode yang menggunakan sfig momanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara. Yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan diastolic dan cara ini memerlukan alat stetoskop.

Tujuan tindakan:
Mengetahui nilai tekanan darah

Persiapan alat :

1. Sfigmamometer (tensimeter) yang terdiri dari:

- manometer air raksa + ktep penutup dan pembuka

- manset udara

- slang karet

- pompa udara dari karet dan sekrup pembuka dan penutup.

1. stetoskop
2. buku catatan tanda vital
3. pena


Prosedur Kerja

1. jelaskan prosedur pada klien
2. cuci tangan
3. atur posisi klien
4. letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. lengan baju dibuka.
6. pasang manset pada lengan kanan / kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar)
7. tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra.
8. pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10. letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
11. catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
12. catat hasil
13. cuci tangan setelah prosedur dilakukan


2. Pengukur Suhu

Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebakan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventinasi dan lain-lain.

Demikian sebaliknya, bila pemebentukan panas meningkat maka nilai suhu lisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, retal, dan aksila.

Tujuan Tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu tubuh.

Persiapan alat

1. thermometer
2. tiga buah botol

- botol pertama berisi larutan sabun

- botol kedua berisi larutan desinfektan

- botol ketiga berisi air bersih

1. bengkok
2. kertas 1 tisu
3. vaselin
4. buku catatan suhu
5. sarung tangan (apabila diperlukan)


Prosedur kerja (pemeriksaan suhu aksila)

1. jelas prosedur pada klien
2. cuci tangan
3. gunakan sarung tangan
4. atur posisi klien
5. tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu.
6. turunkan thermometer dibawah suhu 34˚ - 35˚ c.
7. letakkan thermometer pada daerah aksila dan lengan klien fleksi di atas dada.
8. setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca hasilnya.
9. catat hasil.
10. bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11. cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
12. cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


3. Pernapasan (Pemeriksaan Pernapasan)

Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi system pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Tujuan Tindakan

1. mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2. menilai kemampuan fungsi penapasan.


Persiapan alat

1. arloji (jam) atau stop watch.
2. buku catatan.
3. pena.


Prosedur kerja

1. jelaskan prosedur pada klien
2. cuci tangan.
3. atur posisi pasien.
4. hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5. catat hasil.
6. cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


4. Denyut nadi (pemeriksaan denyut nadi)

Nilai denyut nadi merupakan indicator untuk menilai sistem kardi ovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) ataua dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri berakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.

Tujuan Tindakan

1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi dan kekuatan)
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler


Persiapan Alat

1. Arloji atau stopwatch
2. Buku catatan
3. Pena

Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien
2. cuci tangan
3. atur posisi klien
4. letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, tulunjuk, jari tengah dan jari manis. Tentukan frekuensinya permenit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan.
7. catat hasil
8. cuci tangan setelah dilakukan.